KREATIF BUTUH PENGORBANAN
Banyak orang mengira jiwa kreatif itu terlahir dari alam. Artinya seseorang itu menjadi kreatif atau tidak sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Benarkah begitu?
Menurut Ezra Efrainer Mononimbar, kreativitas, profesi, dan juga bakat tidaklah bisa dipandang secara absolut. Dia berkata semua orang sejak di dalam kandungan sudah memiliki berbagai potensi. Lingkungan, orang-orang terdekat, dan pergaulan mengambil alih pemicu untuk tumbuh dan mekarnya beragam potensi itu. Berbicara tentang kreativitas, lelaki yang panggilan hari-harinya Echa ini berkomentar bahwa kreatifitas sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, siapapun orang tuanya. Namun, yang membuat daya kreatif terasah dan bersinar cemerlang membutuhkan sentuhan pengorbanan orang tuanya.
“Pengorbanan?”, maksudnya?
Anak ke-2 dari dua bersaudara ini menjelaskan “mengapa saya sebut sebagai pengorbanan?” karena orang tua selalu memusatkan pemikirannya pada anaknya, memaklumi setiap pemikiran anaknya, dan memberi mereka kesempatan untuk menyentuh wilayah-wilayah kehidupan yang lebih luas.
Dari pengorbanan ini, lelaki yang mengambil program studi Akuntansi ini banyak mengambil hikmah dari semua pengorbanan orang tuanya ini. Ini membuatnya sangat menghormati dan menghargai orang tuanya.
Anak kelahiran 22 Juni 1991 ini bercerita dia bisa merasakan bagaimana susahnya orang tuanya merelakan dirinya berjalan dengan cara sendiri dan pergi untuk mencari jati dirinya, tetapi inilah jalan yang harus dialami orang tua.
Kreativitas tumbuh dari banyak mencoba dan menemukan hal-hal yang baru. Itulah pengorbanan terbesar buat orang tua untuk membuat anak-anak mereka mampu berpikir dan bertindak kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan.
Kastrya Tiara Pomantow
10130210116
No comments:
Post a Comment